A. Pendahuluan
Salah satu Ulama Hadis yang sangat terkenal bahkan karyanya banyak mendapat pujian dari kalangan ulama semasanya adalah ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman ad-Darimi, yang menjadi rujukan oleh Dr. Arent Jan (A.J.) Wensinck dan merupakan bahagian dari kandungan kitabnya al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Hadis an-Nabawi adalah kitab Sunanad-Darimi ini, oleh sebahagian ulama dimasukkan ke dalam kelompok “kitab-kitab hadis standard yang enam“ (al-Kutub as-Sittah).
Argumen yang dikemukakan oleh para ulama dalam menempatkan Sunan ad-Darimi ini pada posisi keenam tersebut adalah karena di dalam sunan ad-Darimi ini hanya terdapat sedikit para perawi yang dikatagorikan da’if, jarang terdapat padanya hadis-hadis yang berstatus munkar dan syaz meskipun di dalamnya terdapat hadis-hadis yang berstatus mursal dan mauquf. Dalam perjalan sejarah dan perkembangan kitab-kitab hadis, ternyata kitab Sunan ad-Darimi ini kurang dikenal di kalangan umat islam, Hal ini boleh jadi keterbatasan para ulama terdahulu dalam membahas dan memberikan komentar atau syarah terhadap kitab ini. Ada ucapan dari beliau yang bisa kita ambil yaitu “Barangsiapa yang belum mengumpulkan hadits (dari) Syu’bah, Sufyan, Malik, Hammad bin Zaid, Sufyan bin ‘Uyainah, maka dia adalah seorang yang bangkrut dalam bidang hadits”. Ia menginginkan dari perkataannya itu, bahwa orang tersebut tidak sampai ke derajat Al-Hufahz.
Dalam makalah ini penulis mencoba mengkaji dan mempelajari tentang biografi, sistematika penulisan dan isi kandungan dan lain-lain yang berhubungan dengan ulama hadis yang lebih dikenal dengan ad-Darimi ini
Salah satu Ulama Hadis yang sangat terkenal bahkan karyanya banyak mendapat pujian dari kalangan ulama semasanya adalah ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman ad-Darimi, yang menjadi rujukan oleh Dr. Arent Jan (A.J.) Wensinck dan merupakan bahagian dari kandungan kitabnya al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Hadis an-Nabawi adalah kitab Sunanad-Darimi ini, oleh sebahagian ulama dimasukkan ke dalam kelompok “kitab-kitab hadis standard yang enam“ (al-Kutub as-Sittah).
Argumen yang dikemukakan oleh para ulama dalam menempatkan Sunan ad-Darimi ini pada posisi keenam tersebut adalah karena di dalam sunan ad-Darimi ini hanya terdapat sedikit para perawi yang dikatagorikan da’if, jarang terdapat padanya hadis-hadis yang berstatus munkar dan syaz meskipun di dalamnya terdapat hadis-hadis yang berstatus mursal dan mauquf. Dalam perjalan sejarah dan perkembangan kitab-kitab hadis, ternyata kitab Sunan ad-Darimi ini kurang dikenal di kalangan umat islam, Hal ini boleh jadi keterbatasan para ulama terdahulu dalam membahas dan memberikan komentar atau syarah terhadap kitab ini. Ada ucapan dari beliau yang bisa kita ambil yaitu “Barangsiapa yang belum mengumpulkan hadits (dari) Syu’bah, Sufyan, Malik, Hammad bin Zaid, Sufyan bin ‘Uyainah, maka dia adalah seorang yang bangkrut dalam bidang hadits”. Ia menginginkan dari perkataannya itu, bahwa orang tersebut tidak sampai ke derajat Al-Hufahz.
Dalam makalah ini penulis mencoba mengkaji dan mempelajari tentang biografi, sistematika penulisan dan isi kandungan dan lain-lain yang berhubungan dengan ulama hadis yang lebih dikenal dengan ad-Darimi ini
B. Biografi Imam ad-Darimi
1. Lahir dan Tumbuh kembangnya
Mempunyai nama Lengkap Abdullah bin Abdurrahman bin al-Fadhlbin Bahram bin Abdush Shamad. Adapun julukan/Kuniyahnya Abu Muhammad atau yang biasa di kenal dengan nama Imam ad-Darimi nama daerah yang dinisbahkan kepada beliau yaitu Darim, Ia di lahirkan pada tahun 181 H, sebagaimana yang di terangkan oleh imam Ad Darimi sendiri, beliau menuturkan bahwa “aku dilahirkan pada tahun meninggalnya Abdullah bin al Mubarak”, yaitu tahun seratus delapan puluh satu. Ada juga yang berpendapat bahwa beliau lahir pada tahun seratus delapan puluh dua hijriah.
Ad-Darimi diberikan kecerdasan oleh Allah, pikiran yang tajam dan daya hafalan yang sangat kuat, teristimewa dalam menghafal hadits. Beliau berjumpa dengan para masyayikh dan mendengar ilmu dari mereka. Akan tetapi sampai sekarang kami tidak mendapatkan secara pasti sejarah beliau dalam memulai menuntut ilmu. Beliau adalah sosok yang tawadldlu’ dalam hal pengambilan ilmu, mendengar hadits dari kibarul ulama dan shigharul ulama, sampai-sampai dia mendengar dari sekelompok ahli hadits dari kalangan teman sejawatnya, akan tetapi dia jua seorang yang sangat selektif dan berhati-hati, karena dia selalu mendengar hadits dari orang-orang yang terpercaya dan tsiqah, dan dia tidak meriwayatkan hadits dari setiap orang.
2. Pendidikannya
Sebagai seorang yang bertekad menjadi penyebar hadits dan sunnah, maka syarat-syarat sebagai seorang rawi sejati menjadi satu kemestian untuk dimiliki.
Diantaranya ia mesti terlebih dahulu belajar dan berguru. dalam rangka menuntut ilmu merupakan bagian yang sangat mencolok dan sifat yang paling menonjol dari tabiat para ahlul hadits, karena terpencarnya para pengusung sunnah dan atsar di berbagai belahan negri islam yang sangat luas. Maka Imam ad-Darimi pun tidak ketinggalan dengan merantau dibeberapa Negara yang terkenal,
diantara negara yang pernah beliau singgahi untuk menuntut ilmu adalah:
· Khurasan
· Iraq
· Badgdad
· Kuffah
· Wasith
· Bashroh
· Syam, Damaskus dan Shur.
· Jazirah
· Hijaz, Makkah dan madinah
3. Guru-guru dan Murid-muridnya
Dalam perjalanan hidupnya, terutama sebagai seorang ulama hadis, Imam ad-Darimi telah menimba ilmu dari sejumlah guru dan para ulama terkenal yang ditemui selama hidupnya. Imam Ad-Darimi belajar kepada guru-guru besar, beliau memiliki guru sangat banyak, diantaranya adalah:
1. An-Nadhr bin Syamîl
2. Abu An-Nadhr Hâsyim bin Qâsim
3. Marwân bin Muhammad Ath-Thâtharî
4. Yazîd bin Hârûn
5. Asyhal bin Hâtim6. Habbân bin Hilâl
6. Aswad bin ‘Amir
7. Ja’far bin ‘Aun .
Dalam hal ini, beliau juga banyak memiliki murid-murid yang belajar
dan meriwayatkan Hadis dari beliau, diantaranya adalah:
1. Imam Bukhari (selain dalam Jami’ as-Shahih)
2. Imam Muslim bin al-Hajjâj al-Qusyairî
3. Imam Abu Daud
4. Imam Tirmizi
5. Hasan bin Shabâh Al-Bazzar
6. Bindar
7. Zuhliyyu
8. Abû Zar’ah
9. Abû Hâtim
10. Baqa’ bin Mukhlid
11. ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal
12. Muthîn
4. Karya-karyanya
Sebagai ulama’ hadits yang terkenal, seperti para ulama hadits lainnya, Imam ad-Darimi juga memiliki karya-karya dalam bidang ilmu hadits yang jumlahnya cukup banyak. Diantaranya adalah:
· Sunan ad-Darimi
· Tsulutsiyat (kitab hadits)
· Al Jami'
· Tafsir
5. Komentar Ulama’ tentang Imam ad-Darimi
Imam ad-Darimi adalah ulama hadits yang sangat terkenal dibidang hadits, maka banyak dari kalangan ulama yang memberikan sanjungan kepada Imam ad-Darimi, diantaranya adalah:
· Imam Ahmad bin Hanbal memuji beliau dan menggelarinya dengan gelar “imam” dan berpesan agar menjadikannya rujukan (seraya ucapannya diulang-ulang).
· Muhamad bin Basyar (bundar) berkata : “penghapal kaliber dunia ada empat: Abu Zur’ah ar-Razi, Muslim an-Nasaiburi, Abdullah bin Abdul Rahman di Samarqandi dan Muhamad bin Ismail di Bukhari”
· Abu Bakar al-Khilib al-Baghdadi melukiskan hal ini dalam buku beliau tarikh baghdad, dan kemudian di nukil oleh adz-Dzahabi, ia berkata: “ia salah seorang pengembara sejati dalam mencari hadits atau memiliki kekuatan hapalan, dalm mengumpulkan hadits secara propesional (itqan)”
· Abu Harits ar-Razi berkata: “…dan Abdullah bin Abdurrahman paling kuat (atsbat) di antara mereka (Bukhari, Muhamad bin Yahya dan Muhamad bin Aslam).
Masih banyak sanjungan atau pujian yang diberikan para ulama kepada beliau. Sebagai seorang imam besar (profesor/guru besarpada zaman sekarang) ilmu yang dikuasainya tidak terbatas kepada satu macam saja. Pantas saja jika para ulama menempatkan beliau sebagai seorang ahli tafsir yang sempurna mumpuni dan seorang ahli fiqh yang alim.]Sudah barang tentu, penghargaan ulama seperti ini kepada beliau bukanlah datang dengan tiba-tiba –bim salabim–. Hal ini merupakan buah atau hasil dari sebuah proses panjang dalam hidup rabbani.
C. Penutup
Demikianlah sekilas tentang yang meliputi lahir dan tumbuh kembang, pendidikan, guru-guru dan murid-murid, karya-karya, komentar Ulama’ tentang Imam ad-Darimi, semoga makalah ini bisa memberikan sumbangan ilmu pengetahuan kepada kita semua untuk lebih mengetahui kepribadian dan karya-karya ulama dalam bidang Hadits.
taks gan..sangat bermanfaat..
BalasHapusoea gan.. apa ada alasan yang sangat mendasar kenapa imam ad-darimi di masukkan ke dalam kutub tis'ah???
@azan Syahrer : Ini tulisan adalah hasil copy paste dari tulisan2 sejenis, yang mana intinya sama saja, dan pertanyaan antum di blog lain juga belum terjawab khan??? kekurangan yang saya lihat adalah tidak dimasukkannya ke kutubusstittah, alasan tersebut tidak pernah ada yang menyinggungnya di blog2 seperti ini. sebaiknya antum tanyakan ke ma'had2 darul hadist terdekat, utamanya di jawa timur di pondok2 NU atau LDII, atau bisa lsg tanya k masyayikh di haramain saat antum umroh / hajji
BalasHapusbro, ga sekalian aja dicantumin referensinya aja??
BalasHapus